Minggu, 05 Desember 2010

Hatiku Sewot

Selepas sholat shubuh, berhamburan jamaah satu persatu meninggalkan masjid. Semalaman aku berdiam di masjid ini bersama yang lainnya. Demi mengikuti rangkaian acara pendekatan diri pada Sang Khaliq, kami tinggalkan kasur empuk milik kami yang merengek – rengek memanggil. Tapi kami hanya tersenyum memandanginya.

Lumayan banyak yang ikut baik dari kalangan wanita ataupun laki-lakinya. Berjubah lebar pakaian yang digunakan sebagian besar wanitanya sebagaimana mestinya muslimah berbusana. Terlihat nuansa islami dengan saling bersalam-salaman dan menempelkan kedua pipi bentuk keakraban diantara kami. Sedangkan yang pria pun tidak kalah dengan baju gamisnya yang membuat sejuk di pandangan mata.

Tampak sebagian yang datang berkelompok membuat lingkaran tersendiri dan membaca Kitab Suci dengan saling menyimak. Kami semalaman tenggelam dalam khusyuknya beribadah demi mencari Ridho dan Cinta dari yang Maha Cinta. Berbagai sholat sunnah kami dirikan secara berjamaah. Hanyut dalam lantunan doa. Merangkai ranting-ranting keyakinan dan kepasrahan tuk kuatkan rasa Cinta pada Sang Kekasih yang Hakiki. Hingga malampun berganti pagi.

“Dik, pulang duluan ya.. Semoga kita bisa bertemu lagi” mbak Etik, wanita yang baru kukenal semalam mengulurkan tangan berpamitan.
“ Silahkan mbak… InsyaAllah… hati-hati dijalan mbak, masih gelap” sahutku sambil menyambut erat uluran tanganya.
“Iya terimakasih…kamu masih tinggal ta?”
“ Hehehe…pinginnya sekalian nunggu dhuha mbak. InsyaAllah…”Jawabku dengan melempar senyum pada mbak Etik yang sudah bangkit berdiri.
“Ya sudah…saya duluan. Assalamu’alaikum….”
“ Wa’alaikumsalam warahmatullahiwabarakhatuu…”

Kulihat yang lain menyusul meninggalkanku yang masih asyik berdiam diri diatas hamparan karpet bergambar masjid berjajar membentuk shaf-shaf. Tampak juga olehku sekelompok muslimah yang sejak datang semalam sedikit menarik perhatianku demi melihat keakraban dan kehangatan diantara mereka. Sepertinya mereka sangat dekat sekali. Mungkin mereka dari satu tempat pengajian atau organisasi tertentu. Mungkin.

Bergulir waktu tanpa terasa sang mentari pagi pun terbangun terusik dengan riuh suara burung yang bernyanyi sambil menari-nari diatas kubah masjid.
Selesai sholat dhuha, kurapikan mukenah dan kumasukan dalam tas tenteng. Segera aku beranjak hendak meninggalkan masjid yang penuh dengan kenangan indah. Kuletakan kembali meja lipat yang semalam kuambil dari tempatnya. Sejenak kurapikan yang sedikit berantakan dalam tumpukan.

Kulangkahkan kakiku menuju pintu masjid. Tiba-tiba aku dikejutkan dengan pemandangan yang ada saat mataku menebarkan pandangan ke sekeliling ruang masjid tempat jamaah wanita yang baru kami gunakan semalaman. Banyak kutemukan meja lipat tergeletak begitu saja. Kitab Suci pun masih betengger di tempat-tempat yang bukan semestinya. Yaa…masih tertinggal di tempat para jamaah yang menggunakannya semalam. Padahal pihak takmir sudah mengingatkan lebih dari satu kali untuk mengembalikan di tempatnya semula setelah menggunakannya. Tapi yang terjadi… banyak yang masih berserakan. Bahkan kutemukan juga kantong plastik, botol kosong, kertas, atau tissue. MasyaAllah…..

Ya Allah…kok begini sih? Kok mereka tinggalin begitu saja?Mana tanggungjawabnya? Sebegitunya…ya Allah…hatiku bergeming. Kuletakan lagi tasku di tepi pilar. Lalu kucoba merapikan meja lipat dan kitab suci yang berserakan dengan mengembalikannya di rak-rak yang ada. Kupungut juga botol air minum, plastik, tissue,kertas dan sebagainya yang terlihat mengotori.
Kucoba menenangkan hatiku yang terus bergemuruh. Tapi aku tak mampu. Begitu keras celotehnya hingga menggetarkan jiwaku…

Ya Allah…mengapa begini? Bukankah semalaman kami disini mencari ridho dan cintaMu. Kami mengaji membaca kitabMu, kami mendirikan sholat untuk bermi’raj kepadaMu. Kami bertafakur untuk mengoreksi kebodohan dan kesalahan kami. Tapi mengapa masih begini?
Wahai saudariku sesama muslimah, bukankah ini rumah Allah? Lalu mengapa engkau tinggalkan sampah di dalamnya? Bukankah bersih dan rapi itu sifatNya? Lalu mengapa setelah engkau memakai meja lipat dan kitab suci, engkau tinggalkan begitu saja ?Siapa yang kamu harapkan untuk membersihkan dan merapikannya? Apa karena sudah ada tukang bersih-bersih sehingga dengan seenaknya kamu meninggalkannya begitu saja? Apa karena kamu merasa sudah memasukan lembaran rupiah kedalam kotak amal sehingga itu sudah berarti engkaupun telah membayarnya? Mengapa kita menjadi beban bukan malah membantu meringankan?

Wahai saudariku, bukankah kita semalaman mencari ridho dan cintaNya? Lalu mengapa kini kita melakukan yang berlawanan dari sifatNya? Bagaimana kita bisa berbuat baik di luar sana sedang masih di dalam rumahNya kita sudah tidak beretika? Bagaimana kita mengharapkan Allah menganugerahkan yang lebih besar, sedang yang kecil begini luput dari perhatian kita? Apakah menurutmu ini sepeleh sehingga kamu menyepelehkannya? Bukankah Rosul mengatakan bahwa hakekat beragama adalah ahlaqul karimah? Lalu bagaimana dengan ahlaq kita yang masih seperti ini?

Wahai saudariku, Bukankah setiap apa yang kita lakukan akan diminta pertanggungjawabannya kelak dihadapanNya? Sekecil apapun itu. Lalu apa yang akan kita jawab dari kelalaian kita ini? Ya Allah…Tuhan yang maha pengampun, ampuni dosa dan kelalaian kami ya Allah…

Keras sekali suara hati ini berceloteh dalam rintihannya. Kucoba melepaskannya. Berat, namun terus kulepaskan. Kukembalikan semua pada Allah yang menguasai tiap-tiap peristiwa yang terjadi. Tiba-tiba kurasakan hatiku berbisik …

“ Sudahlah fit, kamu jangan sewot begitu. Ini semua kan bisa jadi jalan kamu berbuat baik dengan turut membersihakan rumah Allah. Kalau tidak begini mana mungkin kamu bersih-bersih. Tenangkan hatimu, yang penting kamu hati-hati dengan setiap apa yang kamu lakukan. Jangan sampai hal semacam ini kamu turut melakukannya. Kamu tahu satu hal dari keburukan, maka jaga dirimu dari keburukan itu. Turutlah membersihkan, memperbaiki jangan turut merusak dan mengotori.“

Ups!!…iya-ya…mengapa aku jadi sewot begini. Hehehe… Hmm Ya Allah…semoga Engkau senantiasa membimbing dan menjaga diriku dari kebodohanku.…harap hatiku yang diiringi cerah suasana di pagi hari ini.

*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar