Minggu, 05 Desember 2010

Silahkan ke Neraka

Ucap salam dari Arif kuterima dan kusampaikan salam juga baginya. Sejurus kemudian kami ngobrol kesana kemari turut menghiasi malam yang disinari rembulan dengan kesempurnaan keindahannya ditengah bulan ini. Dalam benakku memang sedari tadi mempunyai niat untuk tidak tidur terlalu sore. Belajar tirakat istilah orang jawa mengatakan bagi mereka yang terjaga hingga larut malam. Entahlah....tidak bisa kutolak rasa di hati yang ingin bertahan hingga tengah malam nanti. Dan ternyata Allah telah mengirimkan Arif untuk menemaniku menunggu dan menghabiskan malam ini bersamanya. Ya Allah....Alhamdulillah selalu ada jalan bagiMu untuk membawa diriku mendekat padaMu, gemingku dalam hati.

“Fit, sekarang aku tanya kamu ya... Misal kamu sampai pada ALLAH, lalu ALLAH memerintahkanmu untuk masuk neraka. Kamu bagaimana? Mau enggak?” tanya Arif membuatku terhenyak.
“Hmm... Pernah kan aku kirim sms sama kamu. Masih ingat enggak yang kukutib dari ulasan seorang ulama bahwa 'Tiada Surga bila itu tidak bersama ALLAH dan Tiada Neraka bila itu bersama ALLAH'. Jadi intinyakan bukan surga atau nerakanya. Tapi bersama tidaknya kita dengan ALLAH?” kuhentikan sejenak lalu kuteruskan.

“Sekarang kamu bertanya seperti itu padaku. Kalau untuk saat ini, jawaban saya tentunya masih terliputi oleh nalar karena itu hanya seandainya dan menjadi angan-angan kita. Saya tidak tahu bila dalam situasi yang benar-benar terjadi jawaban apa yang akan keluar dari mulutku. Karena itu saya sering berdoa begini... Ya Allah....Apapun ketentuan dan pemberianMu padaku, beri diriku kekuatan untuk mengahadapinya. Dan Apapun takdirMu atas diriku ya Allah....satu yang kuinginkan... jangan pernah tinggalkan diriku dan jangan biarkan diriku meninggalkanMu...” suaraku sedikit gemetar karena menahan sesuatu dalam dada. Tidak! Jangan menangis di depan Arif. Malu, pekikku dalam hati. Walau sebenarnya sudah sedari tadi aku menangis, namun kucoba untuk tidak terlalu hanyut dengan nuansa hatiku saat menggantungkan harap dalam panjatan doaku.

“Aamiien... Iyaa... kamu bener. Aku pernah enddak ya cerita sama kamu tentang riwayat 3 orang yang dimasukan neraka oleh Allah?” tanya Arif
“Hmm...sepertinya pernah sih... tapi coba kamu ulang lagi mungkin nanti ingat.”
“Ini dalam hadist Fit, ada tiga orang yang dimasukan oleh Allah dalam neraka. Dan orang ini protes sama Allah. Yang satu protes karena dia itu hidup di zaman tidak ada Rosul atau alim ulama yang bisa menunjukan dia pada kebenaran. Makanya dia tidak Sholat. Yang satunya protes karena dia tinggal di tempat yang terpencil dan jauh dari Masjid atau seruan-seruan kebaikan. Sedangkan yang satunya protes karena dia bisu dan buta sehingga tidak bisa melihat dan mendengar. Mereka protes dan minta keadilan pada Allah. Lalu Allah berfirman pada Nabi bahwa andaikata ketiga orang tersebut mau menerima ketentuan Allah tanpa protes, tentu Allah akan menjadikan dingin api neraka untuk mereka. Sesungguhnya apa yang tidak mungkin bagi Allah jika Dia menghendaki. Subhanallah... Allah kan bisa berbuat apa aja. Apa yang tidak bisa bagi Allah ya Fit?”

“Iyaa betul... Makanya, kadang kita melihat orang itu sepertinya kok sengsara hidupnya, serba kekurangan, banyak cobaan. Kasihan banget kita sama dia. Tapi dianya sendiri malah nikmat menjalani hidupnya. Sepertinya kita melihat dia berada di neraka dunia ya... tapi tidak taunya karena dia punya iman dan selalu bersama Allah, jadinya dia bahagia dan nikmat terus walau terlihat bagi yang lainnya tidak mengenakkan. Dan sebaliknya, bagi mereka yang sepertinya saja di surga memiliki apapun yang dia mau. Harta melimpah, mobil, apartemen, berliburnya ke luar negeri. Tapi mereka kering dan tidak pernah merasa nyaman dan tenang. Mungkin kurang lebih begitu ya..?”

“Iyalah... kita itu bener-bener harus sami'na wa atho'na kami mendengar dan kami taat. Jadi gak usa protes atau pakai alasan.”
“Semoga kita bisa yang seperti itu. Memang kalau di pikir juga,jika kita mengatakan cinta sama Allah dan mengabdikan diri padaNya. Tentu yang lebih utama kan kemauanNya bukan kemauan kita.Apa saja asal Dia yang kita cinta menginginkan pasti kita melakukannya. Dan tentunya Allah yang Maha mencintai pasti membalas cinta kita dengan segala karunia nikmat CintaNya. Hmm....seneng sekali ya...bisa seperti itu”
“InsyaAllah.... Sudah ya Fit, udah ngantuk nih... takut nanti malam gak bisa bangun kalau kemalaman tidurnya.”

“Lho....jangan dulu. Kita begadang sampai jam duabelas aja. Ayoo...nanggung kamu.”
“Ya sudah.... kamu ngomong sama kucingku saja ya... hehehe...” Arif menggodaku
“Gak papa... mana..?maniss...manis...lagi ngapain..”
“Meoongg...”
“Hahahahaha.....” kami tertawa seakan malam yang semakin merambat dan semakin sunyi ini kami gemahkan dengan derai tawa kami.
“Sudah...sudah...ngantuk.nih... Sudah ya?”
“Yowiss...”

“Assalamu'alaikum...”
“Ee....Arif..salamnya jangan ampang gitu.. mesti pakai jiwa donk, seperti waktu kita ikut pelatihan itu. Ayooo”
“Hehehe... sudah ngantuk nih fit. Jiwanya sudah melayang-layang ini.”
“Hehehe.. ya sudah... sono bobo'. Wa'alaikumsalam Warahmatullah...”

Kamipun mengakhiri. Tanpa terasa hampir dua jam ternyata kami telah ngobrol ngalor ngidur. Mulai dari membicarakan kegiatan, kerjaan. Hobi, teman, diskusi, cerita lucu-lucu yang pernah kami alami dan banyak lagi. Ya...Allah... Ampuni jika ada khilaf kami dalam obrolan tadi.

Kulihat jam sudah mengarah pada pukul sebelas malam. Akh... ngantuk juga sih.. tapi tidak begitu berat. Seketika aku bangkit menuju kamar mandi untuk mengusir rasa kantuk yang mulai menyerang. Kuambil air wudhu lalu kudirikan sholat sunnah syukur wudhu dua rakaat. Kupanjangkan sujud terakhirku, mencoba untuk menenggelamkan jiwa dalam belaian kasih Sang Ilahi....

Selepas Sholat, kuambil meja lipat dan Kitab suci dengan berlahan mulai kubuka dan membacanya. Satu surat setelah kuakhiri kucoba panjatkan doa. Tanpa diminta, mengiang pertanyaan Arif 'Misal kamu sampai pada ALLAH, lalu ALLAH memerintahkanmu untuk masuk neraka. Kamu bagaimana? Mau enggak?' Dadaku bergemuruh.... entah darimana datangnya rasa itu, tiba-tiba tak mampu kutahan ledakan dalam dadaku. Tumpah ruah sudah air pengharapan, takut kehilangan dan ditinggalkan olehNya. Rasa Rindupun hadir menyapa da menemaniku. Dipeluknya diriku hingga terguncang tubuh dalam kerinduan untuk bertemu denganNya.

Ya..Allah.. hamba merindukanMu, hamba inginkan diriMu...bukan neraka yang hamba takutkan ya Allah... melainkan hamba takut jauh dariMu... Namun...hamba harus bagaimana untuk bisa sampai padaMu ya Allah...hamba bodoh untuk mengenalMu tanpa Engkau yang mengajari dan memperkenalkan diriMu padaku. Hamba tidak berdaya ya Allah..dengan tubuh dan jiwa yang lemah ini... bawa hamba untuk sampai padaMu ya Rabb..
Jangan..jangan tolak hamba ya Allah... hamba tidak tahu harus kemana lagi selain kepadaMu.... terimalah hamba...terimalah hambaMu ini ya Allah...
Hamba merindukanMu... Ya..Allah hamba merindukanMu... ya Allah.. Allaah...Allaah.....Allaah....

Terisak dalam heningnya malam, menggeliat dan meronta jiwa yang terpasung. Hendak berlari entah kemana akan pergi.. Hendak berpacu namun diri dalam belenggu. Akh....mengapa Rindu dan Cinta ini tiba-tiba menyayat dan mengiris hatiku. Berdarah-darah dan berurai air mata menahan gelora Rindu untuk yang terCinta....Kupeluk kitab suci yang ada dalam genggamanku, Entahlah... apa yang membuatku seperti itu. Tetes demi tetes air mataku membasahi halaman kalam Ilahi yang diAgungkan dan di Mulyakan seisi Alam ini. Ingin kuhentikan tangisku, namun tiba-tiba bibirku berguman lirih namun pasti...

Labaikallahumma labaik....
Labaikalla syarikala kalabaik....
Minal Hamda wanikmata lakawal mulka
Lasyarikala...
Bukan berhenti, namun tangisku semakin menjadi...
Hamba datang ya Allah...hamba datang memenuhi panggilanMu dalam jiwaku....Ajari diriku untuk mendengar panggilanMu dan memenuhi panggilanMu ya Allah....
Betapa Rindu tubuh ini untuk bisa sampai ke rumahMu baitullah di tanah suci Mekkah Al-Mukaromah...

Dan betapa Rindu jiwa ini menyatu dalam Ruh kudus milikMu..
Wahai Cinta...
Kurindukan diriMu hingga kurindukan kematianku
Kurindukan berjumpa denganMu, hingga kurindukan lepasnya jiwa dari tubuhku
Wahai Cinta...
Bawalah daku terbang ke petala langit ketujuh
Hingga kumelihatMu,bersamaMu dan bercinta denganMu....
Allah...Allah...Allah...Allah...

Lemas tubuhku... dan terkulai hingga terjatuh. Mataku sembab dan sulit untuk dibuka. Dengan masih terisak dan mencoba untuk menenangkan diri kulihat jam yang bertengger diatas Televisi,

Akh...Sudah pukul setengah satu. Tanpa berpindah ke atas pembaringan, kubiarkan tubuhku tergeletak diatas karpet. Dan tanpa melepaskan mukenah, diriku terlelap dalam keberserahdirianku padaNya...
Ya Allah... dengan namaMu kuserahkan hidup dan matiku....


*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar