Senin, 07 Februari 2011

"Saran doa pak Ustad"

Semalam saat aku bertandang ke Resto salah seorang teman untuk urusan bisnis,tiba2 temanku menawarkan aku dan suami untuk ikut serta mengantar kakaknya berobat ke seorang ustad. pengobatan alternatif dengan jalan doa dan ramuan jamu yang dibuat oleh sang ustad. Temanku menyarankan untuk aku mengkonsultasikan sakit stroke ibu. Siapa tahu ada jodoh bisa sembuh, melihat perkembangan dari kakak temanku lumayan baik dan semakin membaik.

Ringkas cerita karena cerita ini bukan novel tapi tepatnya cerpen, setelah aku menerangkan keadaan sakit ibu mulai A-Z, sang ustad menggelengkan kepala beberapa kali. Aku melihat ada rasa prihatin semburat keluar.

"Hmmm...parah itu mbak.." kata ustad dengan menarik nafas panjang.
"Lalu maunya mbak bagaimana...?" sambung ustad bertanya padaku
"Ya...bagaimana enaknya ustad? apa ibu saya bawa kesini lain waktu untuk diperiksa... atau cukup dengan membeli jamu ustad saja?" jawabku yang balik bertanya. semoga tidak terlihat kurang sopan..
"Ooh..tidak bisa pake jamu ini mbak. saya ga berani. kasihan jantungnya nanti kalau diminumi jamu.Takut ga kuat"
"Trus bagaiman ustad?"
"Nanti saya kasih sarang semut putih saja... coba dimasak dan diminumkan, semoga ada perubahan. Sambil kita berdoa kepada Allah. Nanti saya bantu berdoa memohon kepada Allah. Sebelumnya saya tanya mbaknya dulu ini..., bagaimana kalau saya berdoa memohon kepada Allah agar ibunya mbak bila memang Allah berkenan memberi kesembuhan ya cepat diberi kesembuhan, dan apabila Allah berkenan ibu berpulang...ya semoga cepat berpulang. biar ga lama-lama... kasihan. kasihan ibu juga kasihan yang ngerawat.Bagaimana...? saya terserah mbaknya saja..?" jelas ustad panjang lebar.

Beberapa saat kurasakan jantungku berhenti sejenak. sedikit sesak dadaku mendengarkan rangkaian doa yang disarankan pak ustad. Ada hal yang sedikit mengganjal dan tidak bisa kuterima. 'Ibu berpulang...?? bagaimana? jika ibu cepat sembuh dan sehat itu hal yang memang mudah diterima dan harapan besar kami. Tapi bagaimana kalau ibu cepat berpulang?? Bagaimana?Bagaimana?' hatiku berbisik-bisik membuat aku tambah bingung memberi jawaban. Kulirik suamiku dan berharap suamiku memberi jawaban, tapi suamiku lebih memilih diam dan larut dalam pikirannya sendiri.

"hmm...gimana ya ustad...? doanya koq begitu.. saya jadi bingung" jawabku menggambarkan hatiku
"ya terserah mbak saja, bagaimana. ya dipikirkan saja dulu ga papa.. " sahut pak ustad
"Gapapa mbak...mungkin itu yang terbaik. daripada sakit terus mbak.. kasihan. bila sembuh ya cepat sembuh,bila berpulang ya cepat berpulang..." temanku mencoba memberi dukungan mental padaku. Tapi hatiku tetap belum bisa menerima, tapi tak mampu berucap.
"karena ada cerita juga mbak...si fulan sakit ga bisa apa2, berbaring saja ditempat tidur sampai punggungnya luka dan bau ga enak. Tapi ga berpulang2 juga. ini kan jadinya hidup susah mati susah. Kemudian saya coba bantu dengan doa, alhamdulillah sembuh dan sehat wal'afiat sampai sekarang. Dan juga jangan artikan doa saya atau saran saya itu merupakan fonis bahwa ibunya mbak ga panjang umur dan sebenar lagi... tidak lho ya.. demi Allah saya tidak bermaksud mengatakan itu. saya tidak punya hak atas umur manusia" jelas ustad

Ringkas cerita karena ini bukan novel tapi cerpen, kami berpamit pulang tanpa memberi jawaban dari saran doa yang diajukan pak ustad. Tapi kami sudah diberi ole2 sarang semut putih untuk diminumkan ibu.

Dalam perjalanan pulang kami membicarakan lagi mengenai doa itu.
"Mas, aku koq nggak sreg ya dengan doa itu. Ibu lho sakitnya belum lama. kalau dihitung ya sekitar 6 bulanan. Tapi yang sudah benar2 ga bisa aktivitas dan perlu perawatan kan baru 2 bulan ini. Aku saja yang merawat ibu belum merasa cukup puas atau bosen atau istilahnya sudah menyerah. Iya kalau hitungan tahun begitu...bagaimana menurutmu?" panjang celotehku memecah keheningan malam.
"Iya...apalagi ibu kan sebenarnya kalau diajak ngomong masih bisa. dan ga lemes2 banget."
"He'em. Apalagi, menurutku ini kan sebenarnya kesempatan kita untuk mencari barokahnya ibu. Makanya, jangan suka nada tinggi sama ibu. meski dicubiti ya dinikmati saja. jangan dimarahi ibu. lha wong ibu ga sadar koq. dinikmati saja cubitan, pukulan, juga cakarannya yang sudah bikin tanganmu berdarah itu..seperti kata pak ustad itu lho mas. kalau dicubit kita bilang aduuhhhh enaknya... hehehe." sahutku nyerocos terus seola aku sudah bisa ga marah kalau ibu nyubit. Padahal aku juga kalau kena cubitan ibu yang sakit juga uring2an. Dan memang sudah dari sononya kalau suamiku ngomong sepatah dua patah aku berpatah-patah. Sesekali suaraku yang merdu membela angin malam lagi saat aku berbicara. Dan saat terdiam, hatiku berbisik..

Ya Allah..
Engkaulah yang menguasai hidup dan mati setiap mahlukMu
Engkaulah yang memberi kekuatan dan kelemahan setiap mahlukMu
Engkaulah yang memberi kesakitan dan kesembuhan setiap mahlukMu
Engkaulah yang berkuasa dan Maha bijaksana

Maafkan hamba bila hamba saat ini belum bisa ikhlas menerima doa saran pak ustad
Maafkan hamba bila hamba egois dengan berharap ibu bisa sembuh dari sakitnya
Maafkan hamba bila hamba egois dengan takut bila ladang amal yang subur ini Engkau ambil
Maafkan hamba bila hamba egois dengan sakitnya ibu Engkau beri kami rahmatMu
Hanya karena kami merasa bisa merawat beliau
Hanya karena kami merasa bisa mendapatkan kesempatan menunjukan bakti kami
Hanya karena kami merasa belum puas menunjukan kebaikan diri
Hanya karena kami merasa bisa bersabar dan ikhlas dengan keadaan dan kepayahan ini
Hingga kami lupa bahwasanya tiada daya dan kekuatan melainkan kekuatan dariMu
Maafkan kami...

Ya Allah....ya Rab..
Betapa picik dan egoisnya kami...
Hanya berharap kebaikan dan kenikmatan bagi kami
Tanpa bisa menyadari..
Bahwasanya Engkaulah Sang pemberi Rahmat pada hamba yang dikehendakiNya
Dengan maupun tanpa sebab
Dengan maupun tanpa minta
Dengan maupun tanpa pamrih

Ya Allah...ya Nur...
Terangilah hati kami...
Untuk Ikhlas dengan sebenar-benarnya ikhlas
Ikhlas tanpa meminta balasan
Ikhlas tanpa mengatakan
Ikhlas tanpa mengingat
Ikhlas tanpa merasakan
Ikhlas dengan mengingat dan memujaMu
Selalu...dan selalu....

Ya Allah....ya Rab..
Hamba berserahdiri pada kehendakMu
Pada setiap pemberianMu
Hamba berserahdiri.......
Lahaulawakuata ilabillah...

Aamiin ya Robbal a'lamiin..

Fitri,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar